Headlines News :
Home » » DPR RI Dan SYNDROME MENDADAK TERKENAL

DPR RI Dan SYNDROME MENDADAK TERKENAL

Written By dede on Sunday, January 29, 2012 | 9:50 AM

Kita tentu masih ingat dengan statemen Marzuki Ali di sebuah stasiun TV nasional beberapa waktu lalu, bahwa anggota DPR RI harus menerapkan sikap hidup sederhana. Sekilas ini sangat membanggakan dan patut diacungi jempol. Tapi ternyata itu hanya isapan jempol belaka.

Betapa tidak? Ahir-ahir ini kita sering dipaksa mengurut dada atas pemberitaan di media massa akan ulah anggota DPR yang terhormat, mulai dari kausus korupsi, suap, skandal seks, dan sebagainya. Seakan tak henti-hentinya para wakil rakyat itu membuat sensasi. Ini tentunya berimbas pada kepercayaan masyarakat terhadap orang-orang yang dulu dipercaya untuk mewakili aspirasinya. Sebagian besar rakyat Indonesia sudah “Enek” dengan apapun yang menyangkut Dewan Perwakilan Rakyat. Ini semua tidak terlepas dari banyaknya tingkah polah mereka yang sangat melukai rakyat indonesia itu sendiri.

Kita tentu sangat familiar dengan istilah pemimpin adalah gambaran dari massa. Sekilas kalau kita melihat gambaran pemimpin kita, tentunya kita akan bangga sebab dari cara hidup mereka menggambarkan kesejahteraan yang tiada tara, orang akan berfikir bahwa rakyat Indonesia pun sejahtera sebagaimana pemimpin mereka. Sekali lagi kita harus tertawa, sebab fakta yang ada adalah bertolak belakang dengan semua itu. Di tengah banyaknya masalah yang mendera bangsa ini, bencana alam, kelaparan, perang saudara, penindasan dan perampasan hak oleh kaum pemodal kepada rakyat, justeru anggota dewan kita menampakkan perilaku yang sangat-sangat melukai hati kita semua.

Perjalanan dinas yang menghabiskan dana ratusan milyar rupiah, dengan dalih studi banding, pembangunan gedung DPR yang amat megah, sungguh menghadirkan sebuah kontraksi yang miris. Di antara pemukiman penduduk yang kumuh berdiri sebuah gedung mewah tempat ongkang-ongkangan kaum borjuis. Di antara tangis bayi yang kelaparan dan luka rakyat yang begitu dalam, mereka menghambur-hamburkan uang. Ketika rakyat terjerat dengan kemiskinan, ratusan mobil mewah dibeli dengan harga yang sangat fantastis. Ketuka anak-anak Indonesia busung lapar, uang negara dihambur-hamburkan untuk hal yang sangat lucu, yaitu mempelajari cara hidup masyarakat di negara lain, mempelajari budaya masyarakat di negara maju. Apa sisi positif yang dapat diambil dari semua itu? Apakah rakyat Indonesia sangat tidak berbudaya? Apakah negeri kita kurang beradab?

Fenomena ini tidak terlepas dari fenomena yang melanda sebagian rakyat Indonesia (baca: artis - Red), fenomena mendadak terkenal yang melanda bangsa Indonesia bisa jadi merupakan salah satu motivasi anggota dewan untuk membuat sebuah sensasi. Di saat Justin Biber terkenal dengan videonya di You Tube, anggota dewan kita juga terkenal dengan video asusila yang tersebar di dunia maya. Di saat tokoh-tokoh dunia terkenal dengan sikap sosial mereka, anggota dewan kita justru terkenal dengan skandal korupsi dengan nilai yang fantastis. Dan fenomena terahir adalah demam Lypsink di Internet, banyak orang yang mendadak terkenal dengan cara ini, Sinta Jojo, Norman Kamaru, Udin Sedunia, dan lain-lain. Mungkin saja terjadi kecemburuan di benak angggota dewan kita terhadap prestasi mereka, sehingga beamai-ramai mereka membuat sensasi, yang nota bene itu sangat menyakitkan.

Kasus terakhir yang dapat kita lihat adalah rencana perbaikan toilet di gedung DPR yang menghabiskan dana milyaran rupiah, tentu ini menuai protes dari masyarakat, betapa tidak? Ketika kondisi bangsa ini sangat memprihatinkan dengan bencana di mana-mana, kelaparan, frustrasi karena kemiskinan, mereka seolah tak mau tahu. Semua itu merupakan angin lalu bagi mereka, di tengah protes rakyat terhadap sikap hidup berlebihan itu, mereka tak mau ambil pusing, dan hari ini juga muncul pemberitaan yang sangat menyakitkan, diam-diam Badan Anggran DPR sudah memiliki ruang rapat baru. Ruang rapat yang didesain dengan teknologi canggih dan fasilitas super mahal menghabiskan dana 20 Milyar rupiah. Sangat ironis, mengapa harus membangun ruang rapat baru? Sementara ruang rapat sebelumnya masih sangat layak pakai.
Sekali lagi ini mungkin tidak terlepas dari fenomena mendadak terkenal, mengorbankan rakyat untuk kepentingan sendiri. Sungguh malang rakyat Indonesia, mempercayai orang-orang yang tidak bisa dipercaya untuk mewakilinya.

Jika kita lihat secara harfiah, DPR adalah wakil dari rakyat indonesia, tapi yang terjadi adalah sebaliknya, mereka menjelma menjadi musuh rakyat.
Apa yang bisa kita banggakan dari negara ini?????????
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Copyright © 2011. Diagram Band - All Rights Reserved